SEKILAS SAMIN

Samin Surosentiko. Terlahir sebagai anak dari seorang pembesar di Blora, Raden Surowijaya pada tahun 1859.
Namun kekejaman pemerintah kolonial Belanda pada waktu itu telah merubah jalan hidupnya. Samin memilih meninggalkan
kebangsawanannya dan menjadi rakyat biasa. pada 1890,Samin turun ditengah-tengah masyarakat di desa desa di daerah Blora
dan mengajarkan ajaran kepercayaan yang kini dikenal dengan Saminisme.

Bagi sedulur sikep, demikian penganut kepercayaan ini disebut, kepercayaan ini disebut sebagai agama adam. Inti dari
ajarannya tertuang dalam buku yang disebut Serat Jamus Kalimosodo. Ajaran itu dalam tradisi lisan dikenal sebagai angger
angger pratikel (hukum tindak tanduk), angger angger pengucap (hukum berbicara, serta angger angger lakonana (hukum perihal
 kewajiban).

Selain menyampaikan ajaran agama dan kebatinan, ajaran terpenting lainnya adalah perlawanan terhadap kekuasaan yang lalim.
Perlawanan tersebut tercermin dalam sikap dan perilaku kehidupan kaum Samin/ sedulur sikep ini sehari hari. Pada waktu itu,
kaum Samin menolak membayar pajak, menolak memperbaiki jalan, menolak kerja paksa, dan menolak pengelolaan hutan jati oleh
pemerintah Belanda. Mereka memilih untuk menebangi pohon pohon jati tersebut untuk kepentingan para penduduk desa, karena
menurut mereka tanah Jawa (dan segala sumberdaya di dalamnya) adalah milik orang jawa dan untuk orang jawa.

Perlawanan budaya seperti yang dilakukan sedulur sikep ini sedikit mirip dengan perlawanan kaum budak kulit di Jamaica yang
kemudian menciptakan kultur rastafari dan reggae. Hanya saja, perlawanan kaum sikep ini tidak muncul dalam wacana populer,
sehingga perlawanan mereka tidak melahirkan suatu kultur yang mengglobal seperti halnya rastafari.

Pada saat itu, pemberontakan kaum Samin ini cukup merepotkan pemerintah kolonial Belanda.Tahun 1907, untuk mematahkan semangat
perlawanan tersebut, Samin ditangkap dan dibuang ke Sawahlunto. Namun, perlawanan justru menguat dan memunculkan perlawanan
bersenjata yang dikenal dengan peristiwa Geger Samin.

Samin meninggal di pengasingannya di Sawahlunto pada 1914. Namun hingga ajarannya masih terus berkembang. Ajaran yang mengajar
kan kejujuran dan ketulusan hati, serta ajaran melawan pada kekuasaan yang diktator


Comments

Popular posts from this blog

Beberapa fakta unik mahasiswa kehutanan UGM

Ngerong Cave Expedition Tuban East java Indonesia

TEBING SONG TAWING, SENSASI PEMANJATAN ARTIFICIAL